Statistik

 Arsip Artikel

 Agenda

akasih

  Sinergi Program

 Aparatur Desa

Back Next

 Komentar

 Media Sosial

 Peta Wilayah Desa

 Peta Lokasi Kantor


Kantor Desa
Alamat : Jalan Pasar Pangkalan, Jorong Kampung Dalam Barat
Desa : Kampung Batu Dalam
Kecamatan : Danau Kembar
Kabupaten : Solok
Kodepos : 27384
Telepon :
Email : mn.nkbd.2023@gmail.com

  Statistik Pengunjung

  • Hari ini : 92
    Kemarin : 53
    Total Pengunjung : 2,194
    Sistem Operasi : Unknown Platform
    IP Address : 216.73.216.96
    Browser : Mozilla 5.0
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) RKP 2026 dan DU-RKP 2027 Tingkat Nagari Kampung Batu Dalam INFO LEBIH LANJUT KLIK disini......

Artikel

Mekar Jadi Tiga Nagari, Kampung Batu Dalam di Kabupaten Solok Gelar Penentuan Batas Wilayah

10 September 2025  Nagari KBD  52 Kali Dibaca  BERITA NAGARI

Kabupaten Solok — Dalam rangka menyukseskan proses pemekaran wilayah dan memperjelas batas-batas administratif antar nagari baru, Pemerintah Kabupaten Solok menggelar kegiatan penting bertajuk Penentuan Batas Antar Nagari pada Rabu, 20 Agustus 2025. Acara ini berlangsung di Aula Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari (DPMn) Kabupaten Solok, dan menjadi tonggak sejarah baru bagi masyarakat Nagari Kampung Batu Dalam. Pasalnya, nagari ini sebentar lagi resmi dimekarkan menjadi tiga nagari mandiri, yaitu: Nagari Kampung Batu Dalam, Nagari Gaduang Batu, dan Nagari Aie Tawa. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur penting dalam masyarakat seperti niniak mamak, tokoh masyarakat, perangkat nagari, staf administrasi, hingga kepala jorong dari ketiga nagari persiapan tersebut. Momentum ini menjadi simbol semangat baru dalam tata kelola pemerintahan nagari yang lebih dekat, responsif, dan efektif terhadap kebutuhan masyarakat di tingkat akar rumput.

Pemekaran nagari ini merupakan hasil dari usulan masyarakat yang telah melalui proses panjang, mulai dari musyawarah nagari, kajian administratif, hingga penilaian kelayakan oleh pemerintah daerah. Dalam sambutannya, perwakilan dari DPMn Kabupaten Solok menyampaikan bahwa pemekaran dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik, mempercepat pembangunan, dan memperkuat identitas sosial serta budaya lokal di masing-masing wilayah. “Dengan adanya pemekaran ini, kita berharap pemerintahan nagari bisa lebih fokus pada kebutuhan warganya. Tiga nagari ini sekarang punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang sesuai karakteristik masing-masing,” ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara unsur adat, tokoh masyarakat, dan pemerintah nagari agar transisi ini berjalan lancar dan tidak menimbulkan konflik, khususnya dalam penetapan batas wilayah yang menjadi fokus utama kegiatan hari ini.

Dalam sesi utama kegiatan, dilakukan pemaparan peta wilayah sementara hasil pemekaran yang disusun oleh tim teknis dari DPMn bersama stakeholder nagari. Masing-masing kepala jorong diberikan kesempatan untuk menyampaikan masukan terkait batas yang diusulkan, termasuk klarifikasi terhadap batas alam seperti sungai, bukit, jalan utama, maupun batas historis yang telah lama digunakan masyarakat setempat. Diskusi berlangsung dinamis dan penuh semangat. Beberapa perbedaan pandangan muncul, namun tetap diselesaikan melalui musyawarah mufakat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau. “Kami dari Nagari Aie Tawa mengapresiasi proses ini karena sejak awal sudah melibatkan semua unsur masyarakat. Ini bukti bahwa demokrasi adat kita masih hidup,” ujar salah seorang niniak mamak dalam forum tersebut.

Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antar unsur pemerintahan nagari yang akan menjalani fungsi barunya pasca-pemekaran. Para wali nagari sementara dari ketiga nagari menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dalam masa transisi. “Kami bukan berpisah, tapi berkembang bersama. Tantangan memang ada, terutama dalam hal pembagian aset dan administrasi, tapi kami yakin dengan komunikasi yang baik, semua bisa diselesaikan,” ujar perwakilan dari Nagari Gaduang Batu. Pemerintah daerah sendiri telah menyiapkan tim pendamping dari DPMn untuk membantu proses transisi selama enam bulan ke depan. Hal ini bertujuan agar pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu dan pembangunan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Penentuan batas wilayah menjadi hal krusial dalam proses pemekaran nagari karena berkaitan langsung dengan pelayanan publik, distribusi anggaran, dan perencanaan pembangunan jangka panjang. Oleh sebab itu, kegiatan hari ini dianggap sebagai fondasi awal yang harus disusun secara akurat dan adil. Dalam sesi penutupan, seluruh peserta menyepakati beberapa poin penting terkait batas sementara yang akan ditindaklanjuti melalui survei lapangan. “Kesepakatan hari ini akan dibawa ke tahap verifikasi lapangan. Setelah itu, akan ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati,” jelas salah satu staf teknis dari DPMn. Kesepahaman awal ini menjadi cerminan kematangan masyarakat Nagari Kampung Batu Dalam dan keturunannya dalam menyikapi perubahan secara dewasa.

Kehadiran niniak mamak dan tokoh masyarakat dalam kegiatan ini memperkuat legitimasi adat atas keputusan yang diambil. Sebagaimana diketahui, dalam struktur sosial Minangkabau, peran niniak mamak sangat penting dalam mengarahkan kehidupan masyarakat nagari. Dalam pertemuan ini, mereka tak hanya hadir sebagai simbol, tapi juga sebagai penengah dalam setiap perbedaan pandangan yang muncul. “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Kami ingin proses pemekaran ini tak hanya sah secara hukum, tapi juga sah secara adat,” ujar seorang tokoh adat dari Kampung Batu Dalam. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembangunan dan pemerintahan di Minangkabau tak bisa dilepaskan dari struktur sosial budaya yang telah mengakar kuat sejak ratusan tahun lalu.

Dari sisi administratif, pemekaran Nagari Kampung Batu Dalam dinilai strategis karena selama ini wilayah tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup padat serta cakupan geografis yang luas. Dengan menjadi tiga nagari, pelayanan bisa lebih terdistribusi secara merata. Masyarakat di daerah perbukitan dan yang jauh dari pusat nagari sebelumnya kini tak perlu lagi menempuh perjalanan jauh untuk mengurus administrasi. Selain itu, perencanaan pembangunan seperti infrastruktur jalan, pendidikan, dan kesehatan bisa dilakukan secara lebih fokus. “Kami berharap setelah pemekaran ini, perhatian pemerintah terhadap nagari kami semakin besar,” ungkap salah seorang kepala jorong dari Nagari Gaduang Batu. Ia berharap pembangunan yang merata akan membawa kemajuan yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat bawah.

Dengan resmi dimulainya proses penentuan batas ini, masyarakat Kampung Batu Dalam dan dua nagari baru lainnya kini memasuki babak baru dalam sejarah pemerintahan lokal. Pemekaran ini bukan hanya soal pembagian wilayah, tapi juga tentang memperkuat identitas, memperluas pelayanan, dan membuka peluang baru dalam pembangunan daerah. Meski jalan ke depan masih panjang dan penuh tantangan, semangat kebersamaan yang ditunjukkan dalam kegiatan hari ini menjadi modal sosial yang sangat penting. Kabupaten Solok kembali menunjukkan bahwa pembangunan yang berbasis pada partisipasi masyarakat dan nilai-nilai lokal akan selalu menemukan jalannya sendiri untuk tumbuh dan berkembang.

;

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image